
Dering ponsel membangunkan paksa saya dipagi hari, kiar-kira pukul 10. Saya pulas tertidur disamping ranjang Rumahsakit karena adik saya sedang dirawat dan sebagai kakak yang baik saya menggantikan pacarnya menjaga sampai sembuh total, karena adik ipar saya sedang tournamen skateboard di Jakarta. Saya menghabiskan waktu dengan banyak pasien yang bernasib malang ( seperti adik saya). Saya buta informasi dan hanya tahu kapan infus harus diganti dan selang dihidung adik saya itu adalah sakit luarbiasa. Saya kehilangan waktu browsing dan tentunya jadwal tidur dipagi hari. Sampai seorang sahabat saya mengirim pesan singkat dengan isi :
" bi, mbah kita meninggal "
Saya terperanjat kaget, limbung karena baru tidur 15 menit yang lalu, saya membalas cepat :
" hah ? mbah kita ? gw kagak punya mbah, datuk gw punya, aki nini juga ada. mbah sih ga ada di list. hehe"
Lalu ada balasan,
" mbah Surip cuy..gw ga becanda, seriusan. ini gw lagi nonton infotainment .lu tau knp meninggal ? gara-gara tiap hari minum kopi itemnya parah, kayak lu"
Padahal saya tahu kami bersahabat karena benci gosip. Saya kemudian telepon dia untuk memastikan. Disitu saya dengar dengan baik bahwa memang Mbah Surip tidur ga bangun bangun..
Saya kemudian meminta Mama untuk datang dan menjaga si sakit sampai sore, hanya karena saya ingin tenang menonton televisi.
Sampai dirumah saya dengan mata bengkak karena belum tidur 4 hari menjadi sibuk dengan cerita yang tayang, saya jadi teringat ...
Juni, 2008
Saya ditegur seseorang yang asing di event yang sore itu saya datangi, event yang berisi anak-anak dengan atribute reggae dan kostum serba berwarna, saling hantam satu sama lain.
" anak perempuan kok naik vespa ? gendeng !! mendingan tak gendong sini, hahaha "
Saat itu saya dan teman-teman yang sedang menegak kopi hitam tertawa mengikuti tawanya yang nikmat. Kami berbincang tentang segala hal yang berbau marley dan motor tua saya yang menurutnya unik. Lepas dari itu, saya tidak tahu keberadaannya karena saat itu beliau hanya menyebutkan namanya. " saya surip, berotak sarap. hahhhaa"
Setelah itu, adik saya yang kecil sering menyanyikan lagu Tak Gendong yang booming baru-baru ini, padahal ternyata saat itu mbah Surip sudah mondar-mandir di televisi anak-anak. Saya penasaran dengan itu akhirnya menonton channel milik adik saya yang bocah, lho ? ? itu Surip kan ? oalllaaaaa, mbah Surip itu eksis ya. Dan ternyata memasuki 2009, mbah Surip menguasai semua channel. Saya bangga ada kaum gembel seperti kami yang akhirnya mewakili walaupun di usia senja.
Saya kemudian menjadi khawatir, siapa penerus beliau yang akan seoptimis beliau menjalani hidup ? Saya hanya perempuan yang akan menjadi seorang ibu yang tidak mungkin terus bergaya semrawut dengan penuh idealis bahwa yang paling benar adalah diri saya, saya banyak diprotes terutama keluarga yang berpikir bahwa saya harus bisa berubah.
Saya menjadi teringat kata-kata beliau saat acara itu usai..saat beliau belum jadi siapa-siapa di Indonesia, tapi sudah menjadi seseorang di hidup saya.
" jarang sekali anak perempuan punya otak gendeng kayak kamu. dipertahanin ya, ntar kalo jadi artis kamu jangan sombong sama mbah. kapan-kapan kita minum kopi bareng "
Dan saya akan terus meminum cairan hitam itu sebagai penghormatan terakhir saya untuk Urip Arianto, mbahku tersayang, mbahnya anak-anak macam kami yang sering dipandang sebelah mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar